Assalammualaikum wr wb.
Ilmu dan amal adalah suatu hal yang
tidak dapat dipisahkan,berilmu tanpa beramal diibratkan pohon yang tidak
menghasilkan buah sehingga tidak dapat memberi manfaat bagi pemiliknya,dan
beramal namun tak berilmu juga sia-sia seperti
tindakan tak lebih dari aktivitas fisik yang tak bernilai.
Imu dan amal sholeh dapat menghatarkan kita kepada
Kebahagiaan dan keselamatan,seperti firman Allah Swt. Pada QS.Fathir ayat 10
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ
يَرْفَعُهُ ۚ
“Kepada-Nya-lah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.”
Maksudnya ialah bahwa perkataan baik
dan amal baik itu dinaikan untuk diterima dan diberikan-Nya pahala.Perkataan
yang baik itu adalah dikembalikan kepada adanya ilmu jika diteliti ; jadi ilmu
itulah yang dinaikkan dan sampai pada sasarannya.Sedangkan amal adalah bagaikan
pelayannya yang mengangkat dan membawanya.
Ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah
manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia memiliki ilmu tapi miskin
amalnya,
maka ilmu tersebut akan menjadi sia-sia. Jelas akan sia-sia sekali kita
beramal beribadah,
sementara sifat dan perilaku tercela masih juga dipelihara dalam diri, dan
hal ini disebabkan
oleh kurangnya ilmu dalam beramal khususnya ilmu yang berhubungan dengan
apa yang
sedang kita lakukan dalam proses ibadah. Ilmu dan amal adalah dua komponen
yang harus
berlandaskan pada keinginan untuk merealisasikan amaliah, ilmu dan amal
tidak dapat
dipisahkan, kehilangan salah satu dari keduanya akan menimbulkan kesalahan
demi
kesalahan bahkan kesesatan.
Dalam beberapa riwayat dijelaskan
mengenai hubungan antara
ilmu dan amal. Imam Ali Abi Thalib berkata, “Ilmu adalah pemimpin amal dan
amal adalah
pengikutnya. “Demikian juga dengan perkataan Rasulullah saw, “Barang siapa
beramal tanpa ilmu maka apa yang dirusaknya jauh lebih banyak dibandingkan yang
diperbaikinya. Dari riwayat tersebut maka jika orang itu berilmu maka ia harus
diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu,
begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan
amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan
yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.
Ilmu yang tidak dilanjutkan dengan perbuatan, mungkin kita dapat menyebutnya
sebagai pengetahuan teoritis. Namun, apa faedahnya ilmu teoritis jika kita
tidak menerjemahkannya kedalam ilmu praktik, dan kemudian meneruskannya menjadi
perbuatan yang mendatangkan hasil. Jika ilmu tidak dipraktikan maka akan memberikan
dampak yang negatif. Padahal,kaedah islam menekankan bahwa ilmu senantiasa
menyeru pada amal perbuatan. Keduanya tidak ubahnya sebagai dua benda yang
senantiasa bersama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika amal memenuhi seruan ilmu maka umat akan menjadi baik dan berkembang. Namun jika tidak, maka ilmu akan meninggalkan amal
perbuatan, dan dia akan tetap tinggal tanpa faedah apapun. Jika demikian nilai
apa yang dimiliki seorang manusia yang memiliki segudang teori dan pengetahuan
namun tidak mempraktikannya
dalam dunia nyata. Pertalian ilmu dengan amal tidak hanya dituntut dari
parapelajar agama
dan para ahli yang mendalami suatu ilmu, melainkan juga dituntut dari
setiap orang, baik
yang memiliki ilmu sedikit ataupun banyak. Namun, tentunya orang-orang yang
berilmu
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam hal ini karena mereka
memiliki kemampuan yang lebih.
Allah SWT berfirman didalam surat Ash-Shaff ayat 2-3 , “Wahai orang-orang
yang berfirman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Sungguh besar murka Allah SWT.kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak kerjakan.
Jika kita memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an niscaya kita akan menemukan
bahwa Al-Qur’an senantiasa menggandengkan ilmu dengan amal. Makna ilmu
diungkapkan dalam
bentuk kata iman pada banyak tempat,dengan pengertian bahwa iman adalah
ilmu atau
keyakinan. Diantaranya ialah “Demi masa, sesungguhnya manusia berada
dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan saling
menasehati dalam kebenaran dan kebijakan.” (Al-‘Ashr :1-3). Dalam ayat lain
dikatakan “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga
Firdaus menjadi
tempat tinggal.” (Al-Kahfi :107). Demikian juga dengan ayat “Orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.”
(Ar-Ra’d :29).
Sunarto,Achmad.2010.Hakikat
Amal.Surabaya: Karya Agung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar