Senin, 22 Oktober 2018

ILMU DAN AMAL ADALAH JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN










Assalammualaikum wr wb.




     Ilmu dan amal adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan,berilmu tanpa beramal diibratkan pohon yang tidak menghasilkan buah sehingga tidak dapat memberi manfaat bagi pemiliknya,dan beramal namun tak berilmu juga sia-sia seperti  tindakan tak lebih dari aktivitas fisik yang tak bernilai.
Imu dan amal sholeh dapat menghatarkan kita kepada Kebahagiaan dan keselamatan,seperti firman Allah Swt. Pada  QS.Fathir ayat 10
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ ۚ
“Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.”
Maksudnya ialah bahwa perkataan baik dan amal baik itu dinaikan untuk diterima dan diberikan-Nya pahala.Perkataan yang baik itu adalah dikembalikan kepada adanya ilmu jika diteliti ; jadi ilmu itulah yang dinaikkan dan sampai pada sasarannya.Sedangkan amal adalah bagaikan pelayannya yang mengangkat dan membawanya.
     Ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah
manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia memiliki ilmu tapi miskin amalnya,
maka ilmu tersebut akan menjadi sia-sia. Jelas akan sia-sia sekali kita beramal beribadah,
sementara sifat dan perilaku tercela masih juga dipelihara dalam diri, dan hal ini disebabkan
oleh kurangnya ilmu dalam beramal khususnya ilmu yang berhubungan dengan apa yang
sedang kita lakukan dalam proses ibadah. Ilmu dan amal adalah dua komponen yang harus
berlandaskan pada keinginan untuk merealisasikan amaliah, ilmu dan amal tidak dapat
dipisahkan, kehilangan salah satu dari keduanya akan menimbulkan kesalahan demi
kesalahan bahkan kesesatan.
     Dalam beberapa riwayat dijelaskan mengenai hubungan antara
ilmu dan amal. Imam Ali Abi Thalib berkata, “Ilmu adalah pemimpin amal dan amal adalah
pengikutnya. “Demikian juga dengan perkataan Rasulullah saw, “Barang siapa beramal tanpa ilmu maka apa yang dirusaknya jauh lebih banyak dibandingkan yang diperbaikinya. Dari riwayat tersebut maka jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu, begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal. Ilmu yang tidak dilanjutkan dengan perbuatan, mungkin kita dapat menyebutnya sebagai pengetahuan teoritis. Namun, apa faedahnya ilmu teoritis jika kita tidak menerjemahkannya kedalam ilmu praktik, dan kemudian meneruskannya menjadi perbuatan yang mendatangkan hasil. Jika ilmu tidak dipraktikan maka akan memberikan dampak yang negatif. Padahal,kaedah islam menekankan bahwa ilmu senantiasa menyeru pada amal perbuatan. Keduanya tidak ubahnya sebagai dua benda yang senantiasa bersama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika amal memenuhi seruan ilmu maka umat akan menjadi baik dan berkembang. Namun jika tidak, maka ilmu akan meninggalkan amal perbuatan, dan dia akan tetap tinggal tanpa faedah apapun. Jika demikian nilai apa yang dimiliki seorang manusia yang memiliki segudang teori dan pengetahuan namun tidak mempraktikannya
dalam dunia nyata. Pertalian ilmu dengan amal tidak hanya dituntut dari parapelajar agama
dan para ahli yang mendalami suatu ilmu, melainkan juga dituntut dari setiap orang, baik
yang memiliki ilmu sedikit ataupun banyak. Namun, tentunya orang-orang yang berilmu
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam hal ini karena mereka memiliki kemampuan yang lebih.
Allah SWT berfirman didalam surat Ash-Shaff ayat 2-3 , “Wahai orang-orang yang berfirman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Sungguh besar murka Allah SWT.kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak kerjakan. 
    Jika kita memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an niscaya kita akan menemukan bahwa Al-Qur’an senantiasa menggandengkan ilmu dengan amal. Makna ilmu diungkapkan dalam
bentuk kata iman pada banyak tempat,dengan pengertian bahwa iman adalah ilmu atau
keyakinan. Diantaranya ialah “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kebijakan.” (Al-‘Ashr :1-3). Dalam ayat lain dikatakan “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi
tempat tinggal.” (Al-Kahfi :107). Demikian juga dengan ayat “Orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (Ar-Ra’d :29).






Sunarto,Achmad.2010.Hakikat Amal.Surabaya: Karya Agung

MENTORING UMUM BERSAMA NUANSA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Halo Sobat Nuansa😊 Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang kegiatan Mentoring ...