Senin, 10 Juli 2017

Seputar Syawal

Assalamualaikum wr. Wb

Bagaimana kabar sahabat muslim dan muslimah semua? Tentunya, sehat selalu dong. Nah, masih di edisi bulan syawal nih..Bagaimana lebaran sahabat muslim muslimah di tahun ini? Tentu sangat bahagia.. iya kan? Momen lebaran atau yang disebut dengan Hari Raya Idul Fitri adalah hari raya bagi umat muslim diseluruh dunia yang jatuh setiap tnggal 1 Syawal. Seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia merayakan Hari Kemenangan tersebut setelah berjuang selama 1 bulan menahan haus dan lapar serta hawa nafsu dengan berpuasa, memperbaiki dan memperkuat amalan serta ibadah kita dibulan Ramadhan. Semua kalangan umat muslim menyambut Lebaran dengan penuh sukacita. Dimulai dari mengumandangkan takbir di malam tanggal 1 syawal, melaksanakan sholat Id, dan selanjunya adalah halal bil halal. Nah sahabat muslim muslimah yang dirahmati Alloh SWT, apa saja sih tradisi di hari Lebaran yang biasanya sering dilakukan masyarakat di Indonesia?


11. Mudik
Mudik, tradisi yang sangat menakjubkan, bahkan mungkin Indonesia telah menjadi sebuah negara dengan masyarakat paling banyak melakukan perjalanan pulang kampung di musim Lebaran. Tidak tanggung-tanggung, puluhan juta orang akan bepergian dan menyeberang  pulau yang satu ke pulau lainnya. Lebaran menjadi momen yang sangat tepat untuk pulang kampung dan bersua kembali dengan sanak keluarga, sebab  liburan ini terbilang sangat panjang dan bisa memberi waktu yang cukup untuk bepergian jauh sekalipun
2.       
12. Halal Bi Halal
Halal Bi Halal adalah sebuah tradisi yang telah dilakukan sejak lama sekali, dimana orang-orang akan saling mengunjungi dan merayakan lebaran bersama keluarga besar, teman-teman, kerabat, tetangga atau bahkan mereka lainnya  yang kita anggap penting untuk kita kunjungi. Pada momen ini biasanya akan menjadi waktu yang tepat untuk bermaaf-maafan. Halal bi halal bahkan masih akan dirayakan setelah momen lebaran berlalu dan kita kembali beraktifitas seperti biasanya, maka ditempat-tempat kita beraktifitas hal ini juga akan dirayakan

33. Ketupat
Lebaran dan ketupat tentu telah menjadi dua hal yang tidak terpisahkan. Ketupat lebaran akan menjadi sajian yang sangat istimewa, sebab hampir semua keluarga akan menyantapnya dengan bahagia, dimana seluruh atau sebagian besar anggota keluarga bisa berkumpul dan menikmatinya bersama-sama.
4.       
  4. THR
Tunjangan Hari Rya (THR) adalah sejumlah uang yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya di Hari Raya, jumlahnya akan disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun, bukan hanya perusahaan saja yang akan memberikan THR kepada karyawannya. Masyarakat juga memiliki sebuah tradisi pemberian THR kepada anak-anak, dimana yang memberikan THR ini biasanya orang-orang dewasa yang telah bekerja dan memiliki penghasilan.
5.      
  5. Pakaian Baru
Tradisi menggunakan baju baru ketika lebaran juga menjadi salah satu tradisi yang begitu lekat dan selalu dijalankan oleh banyak orang. Meski hanya sebagai simbol atau kebiasaan saja, tetapi hal ini hampir identik dengan perayaan lebaran disetiap tahunnya


Beberapa tradisi tersebut memang  tidak diperintahkan secara tertulis dalam dalil  Al Qur’an ataupun hadist. Namun, hal tersebut sudah menjadi tradisi atau kebiasaan masyarakat di Indonesia. Selain beberapa tradisi di Hari Raya Idul Fitri, ada beberapa amalan sunah yang bisa kita lakukan di bulan syawal

Amalan Sunah di Bulan Syawal
11.      Shalat hari raya (id) di lapangan
Ummu ‘Athiyah radliallahu ‘anha mengatakan,”Kami diperintahkan untuk mengajak keluar gadis yang baru baligh, gadis-gadis pingitan, dan orang-orang haid untuk menghadiri shalat idul fitri dan idul adha…”(HR. Al Bukhari & Muslim)
22.     puasa sunah 6 hari
Dari Abu Ayyub radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadlan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal maka itulah puasa satu tahun.” (HR. Ahmad & Muslim). Tata cara puasa 6 hari bulan Syawal adala sebagai berikut menurut para ulama
Ulama berselisih pendapat tentang tata cara yang paling baik dalam melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal:
Pendapat pertama, dianjurkan untuk menjalankan puasa syawal secara berturut-turut, sejak awal bulan. Ini adalah pendapat Imam Syafi’i dan Ibnul Mubarok. Pendapat ini didasari sebuah hadis, namun hadisnya lemah.
Pendapat kedua, tidak ada beda dalam keutamaan, antara dilakukan secara berturut-turut dengan dilakukan secara terpisah-pisah. Ini adalah pendapat Imam Waki’ dan Imam Ahmad.
Pendapat ketiga, tidak boleh melaksanakan puasa persis setelah idul fitri. Karena itu adalah hari makan dan minum. Namun sebaiknya puasanya dilakukan sekitar tengah bulan. Ini adalah pendapat Ma’mar, Abdurrazaq, dan diriwayatkan dari Atha’. (Lathaiful Ma’arif, hlm. 244)
33.      i’tikaf
Dianjurkan bagi orang yang terbiasa melakukan i’tikaf, kemudian karena satu dan lain hal, dia tidak bisa melaksanakan i’tikaf di bulan Ramadlan maka dianjurkan untuk melaksanakannya di bulan Syawal, sebagai bentuk qadla sunnah.
Dari A’isyah, beliau menceritakan i’tikafnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian di pagi harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ada banyak kemah para istrinya. Beliau bertanya: Apa-apaan ini? Setelah diberi tahu, beliau bersabda kepada para istrinya: “Apakah kalian menganggap ini baik?” kemudian beliau tidak i’tikaf di bulan itu, dan beliau i’tikaf pada sepuluh hari di bulan Syawal.” (HR. Al Bukhari & Muslim)
Abu Thayib abadi mengatakan,”I’tikaf beliau di bulan Syawal sebagai ganti (qadla) untuk i’tikaf bulan Ramadlan yang beliau tinggalkan…”(Aunul Ma’bud-syarah Abu Daud, 7/99)
4.      melaksanakan niat untuk memulai hidup berumah tangga
A’isyah radliallahu ‘anha mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku di bulan Syawal, dan beliau tinggal satu rumah (campur) denganku juga di bulan Syawal. Siapakah diantara istri beliau yang lebih beruntung dari pada aku. A’isyah suka jika wanita dinikahi bulan Syawal.” (HR. Ahmad & Muslim)
An Nawawi mengatakan, “Dalam hadis ini terdapat anjuran untuk menikah dan membangun rumah tangga (campur) di bulan Syawal. Para ulama madzhab kami (syafi’iyah) menegaskan anjuran hal ini. Mereka berdalil dengan hadis ini…”(Dikutip dari Tuhfatul Ahwadzi, 4/ 182)

Diantara hikmah dianjurkannya menikah di bulan Syawal adalah menyelisihi keyakinan dan kebiasaan masyarakat jahiliyah.
Imam An Nawawi mengatakan, “Tujuan A’isyah menceritakan hal ini adalah dalam rangka membantah anggapan jahiliyah dan keyakinan tahayul orang awam di zamannya. Mereka membenci acara pernikahan di bulan syawal, karena diyakini membawa sial. Ini adalah keyakinan yang salah, tidak memilliki landasan, dan termasuk kebiasaan jahiliyah, dimana mereka beranggapan sial dengan bulan syawal…”(Dikutip dari Tuhfatul Ahwadzi, 4/ 182)

MENTORING UMUM BERSAMA NUANSA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Halo Sobat Nuansa😊 Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang kegiatan Mentoring ...